Resensi Buku



GALAKSI

RAVISPA
SOLIDARITAS TANPA BATAS


Identitas Buku :

1. Judul Buku : GALAKSI "Ravispa Solidaritas Tanpa Batas"

2. Penulis : Ni Wayan Poppi Pertiwi

3. Penyunting : Nico Rosady

4. Penerbit : Coconut Books

5. Cetakan Pertama : Agustus 2018

6. Tebal Buku : 492 Halaman

7. ISBN : 978-602-5508-45-5

Tentang Penulis :

Ni Wayan Poppi Pertiwi lahir di Denpasar Bali pada tanggal 15 April 2000. Poppi mengenyam pendidikan di SMK Teknologi Informasi dan Komunikasi TI Bali Global, jurusan Multimedia.

Isi Resensi :

Sinopsis :
Novel Galaksi bercerita tentang dua orang remaja bernama Galaksi Aldebaran dan Kejora Ayodhya. Galaksi Aldebaran merupakan ketua geng Ravispa yang beranggotakan murid-murid nakal dan biang onar di SMA Ganesha. Sedangkan Kejora Ayodhya adalah seorang siswi SMA Ganesha yang merupakan anggota paskibra SMA Ganesha.

Ravispa sendiri adalah geng sekolah yang kerap membuat masalah, seperti bolos saat jam pelajaran berlangsung, hingga berkelahi jika ada salah satu anggotanya yang diusik. Ravispa memiliki markas atau basecamp di sebuah warung pojok atau biasa disebut warjok. Semboyan dari Ravispa adalah Solidaritas Tanpa Batas, yang di mana mereka akan membela dan melindungi sesama anggota.

Tanpa kehadiran Ravispa, Galaksi bukanlah siapa-siapa. Ravispa merupakan darah, daging, dan keluarga bagi Galaksi di dalam hidupnya. Namun, pertemuan Galaksi dengan Kejora, gadis anggota paskibra, membuat segalanya berubah. Pertemuan mereka berawal dari Galaksi yang menyelamatkan Kejora dari ulah Avegar, geng SMA Kencana, yang kerap berselisih dengan Ravispa.

Sejak saat itu, Avegar mulai menggunakan Kejora sebagai umpan untuk memancing keributan dengan Ravispa, khususnya dengan Galaksi. Kini, Kejora telah menjadi titik lemah dalam diri Galaksi.

Kejora yang selalu menjadi sasaran atau incaran dari Avegar menumbuhkan perasaan ingin melindungi dari Galaksi yang semakin mendekatkan Galaksi dan Kejora.

Kedekatan mereka yang semakin intens dan kuat pada akhirnya menumbuhkan rasa suka dari dalam diri Galaksi. Hubungan yang terjalin diantara mereka membuat Galaksi menjadi jauh lebih terbuka terhadap Kejora mengenai kehidupannya.

Galaksi memang dikenal sebagai anak yang nakal, keras, dingin, dan pemberontak. Akan tetapi, di balik semua kelakuannya tersebut ada sesuatu yang melatarbelakanginya.

Kelebihan Novel Galaksi :
Novel Galaksi mampu membangun suasana masa putih abu-abu yang penuh dengan lika-liku dan asmara dengan baik dan cukup terasa. Kesederhanaan dari tema ceritanya mampu mengajak pembaca untuk dengan mudah masuk dan meresapi setiap keping ceritanya. Kesederhanaan yang ditampilkan dalam novel Galaksi seakan bisa menyihir pembaca remaja untuk menyimak hingga akhir cerita.

Kemampuan Poppi Pertiwi dalam mengolah kata dan kalimat juga menjadi daya pikat yang bisa menjerat pembaca. Setiap kepingan cerita seakan mampu menghadirkan rasa tanya dan penasaran akan kelanjutan kisah Galaksi dan Kejora. Lika-liku yang dihadirkan dalam hubungan Galaksi dan Kejora juga dapat membawa pembaca dalam kisah asmara yang bikin geregetan.

Kehadiran geng Ravispa menjadi suatu magnet tersendiri bagi pembaca, khususnya remaja wanita, yang berisikan berbagai karakter yang berbeda-beda. Gejolak dan konflik yang dihadapi oleh Ravispa pun seakan mampu membawa sebuah pengalaman membaca yang asyik dan menyenangkan. Gaya bercerita Poppi Pertiwi yang sederhana dan ringan akan membawa pembaca untuk langsung menikmati sajian ceritanya.

Kekurangan Novel Galaksi :
Sayangnya novel ini terlalu banyak menunjukkan sisi negatif dari geng Ravispa, di mana mereka seringkali baku hantam hanya karena hal sepele. Dan hampir di setiap bagian cerita selalu ada perkelahian yang dilakukan oleh geng Ravispa ini.

Adegan perkelahian yang terlalu banyak ini cukup mengganggu, karena pasar novel Galaksi untuk kaum remaja, akan lebih pas jika adegan seperti ini diminimalisir.

Banyak juga hal-hal yang terasa aneh dan janggal yang terjadi di novel Galaksi ini, sehingga mengurangi esensi dari jalan ceritanya. Contohnya, seperti selama bertahun-tahun geng Ravispa ini sudah bikin onar di lingkungan sekolah, tapi mengapa pihak sekolah tidak pernah mengambil tindakan tegas.

Satu hal lagi yang paling membuat resah dari novel Galaksi adalah budaya perundungan atau senioritas yang tampak mengintimidasi. Adegan merundung yang dilakukan oleh geng Ravispa amat sangat disayangkan, karena bisa semakin membenarkan tindakan ini, khususnya jika ditangkap oleh remaja.

Padahal, geng Ravispa bisa diperlihatkan sebagai sebuah geng sekolah yang bisa melakukan hal-hal positif ketimbang bikin onar.

Terakhir, kekurangan yang ada dalam novel Galaksi adalah penggunaan beberapa kalimat yang terasa tidak efektif. Jatuhnya hanya terkesan seperti menunda-nunda jalan ceritanya, tanpa ada esensi apapun. Selain itu cukup banyak typo yang bertebaran, sehingga sangat mengganggu selama proses membaca.

Penutup Resensi :

Pesan Moral Novel Galaksi :
Pesan moral yang bisa diambil dari novel Galaksi ini adalah solidaritas yang diperlihatkan oleh geng Ravispa. Meskipun cara mereka salah, tapi masih ada sisi baik yang bisa diperlihatkan. Solidaritas yang kuat dalam geng Ravispa bisa menjadi contoh untuk memperkuat hubungan pertemanan agar dapat menjadi semakin solid.

Kesimpulan :
Konsep mencintai itu memberi perasaan
dan effort bukan meminta balasan yang
sama apalagi, berharap pertemuan ini adalah takdir, menjadi temanmu adalah pilihan.
semua ini tentang kau yang telah lama ku terima perginya, tentang kau yang ribuan kali ku bunuh dalam hati ini, namun berhasil hidup kembali.

Nama : Wahyu Rizki Firmansyah
Nim : B 501 21 219
Kelas : D Ilmu Komunikasi
Mata Kuliah : Creative Writing

Komentar